Tahu Gejrot adalah sejenis tahu
kulit yang dibuat dari sari kedelai. Kekhasan dari tahu gejrot adalah rasanya
yang tawar, berwarna pucat pasi dengan tekstur kulit yang tebal dan isi yang
agak kosong. Inilah pembeda tahu gejrot dengan tahu sumedang, tahu petis, tahu
bandung, atau tahu-tahu yang lainnya.
Tahu jenis ini sudah sangat identik
sebagai salah satu kuliner khas dari Cirebon. Tapi jangan salah, masing-masing
wilayah di Cirebon memiliki kekhasan kulinernya masing-masing, dan tahu gerjrot
ini hanya diproduksi di Ciribon timur. “gejrot” adalah istilah dalam bahasa
sunda ketika air mencimprat karena sebuah tekanan.
Diberi nama Tahu Gejrot karena
penyajiannya tidak bisa terlepas dari racikan kuah. Kuahnya tidak sembarang,
melainkan menjadi keharusan menggunakan rebusan gula merah dengan perasa garam
secukupnya, kemudian dicampur dengan hasil ulekan cabe rawit dan bawang merah
mentah.
Sensasi “gejrot”nya berasal dari
irisan tahu yang kecil dengan tekstur isi yang cenderung kosong, mampu menyerap
kuah dan akan memuncrat ketika digigit. Inilah salah satu sensasi makan tahu
gejrot yang asik dengan pasangan kuahnya. Bayangkan jika tahu petis yang
bertekstur kulit tipis dan isi yang cenderung padat dengan rasa yang asin jika
kita celupkan pada kuas rebusan gula merah, maka tidak ada sensasi “gejrot”-nya
karena tahu petis bukanlah tahu gejrot.
Apalagi tahu sumedang dengan rasanya
yang asin, maka jika disajikan dengan kuah rebusan gula merah yang guris maka
akan makin asin. Pokoknya hanya tahu gejrot yang pantas disajikan dengan kuah
rebusan gula merah.
Tahu gejrot yang sudah identik
sebagai kuliner khas Cirebon, memang hanya diproduksi dan bersumber dari
Cirebon. Salah satunya terdapat di Desa Jatiseeng, Kec Ciledug- Kab Cirebon.
Berjarak 70-an KM ke arah timur dari Kota Cirebon dan 5-an KM ke arah barat
laut dari alun-alun Kecamatan Ciledug.
Di sana terdapat komplek pabrik tahu
yang telah berdiri sejak tahun 1968-an yang dikelola secara turun temurun.
Pemasarannya telah tersebar hingga ke Bandung, Jakarta, Semarang dan beberapa
kota besar lainnya di Pulau Jawa. Ketahanannya yang mencapai 5-7 hari menjadi
batas pemasaran tahu yang khas disajikan dengan kuah ini.
Cara penyajian dari tahu gejrot ini
seolah telah menjadi rumus matematik yang akan ganjil ketika salah satu resep
tidak terpenuhi. Atau hanya dimakan tahunya saja seperti tahu lain. Bahan
paling utama dalam sajian ini adalah tahu gejrot. Bahan utama ini tidak bisa
diganti dengan tahu Sumedang, Tahu Petis atau Tahu Bandung. Harus tahu Gejrot.
Iris jadi dua dengan garis iris dari sudut ke sudut sehingga membentuk segi
tiga. Kemudian siapkan kuah dengan merebus
gula merah secukupnya. Setelah rebusan gula merah mendidih masukkan garam
secukupnya hingga terasa perpaduan antara rasa manis dan asin menyatu menjadi
gurih.
Setelahnya siapkan rendosan bawang
merah dan cabe rawit (untuk komposisinya bisa disesuaikan dengan selera
masing-masing) pada sebuah cobek tanah liat, jangan terlalu lembut, cukup
sekadar hancur dan melebur antara bawang dan cabainya. Keduanya mentah, tanpa
direbus atau digoreng.
Kemudian kucurkan kuah rebusan gula
tadi ke atas cobek yang terdapat rendosan atau ulekan bawang merah dan cabai
rawit mentah, aduk hingga rata. Siapkan potongan tahu gejrot pada cobek yang
terpisah, lalu basuhkan kuah dari cobek cabe ke dalam cobek berisi tahu. Maka
tahu gejrot pun siap dinikmati.
By : Riska Pricillia (9b)
No comments:
Post a Comment